Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

SERANGAN ISRAEL DI DOHA DAN REAKSI INTERNASIONAL

SERANGAN ISRAEL DI DOHA

Pada 9 September 2025, dunia dikejutkan oleh serangan Israel di Doha, Qatar. Peristiwa ini menjadi babak baru dalam konflik Timur Tengah karena serangan udara Israel tidak lagi terbatas di Gaza, tetapi merambah ke jantung Qatar—negara yang selama ini berperan sebagai mediator.

FAKTA SERANGAN UDARA ISRAEL DI DOHA

Serangan udara Israel menargetkan sebuah kompleks perumahan di distrik Onaiza, Doha. Lokasi itu diketahui sering menjadi tempat pertemuan pejabat Hamas, termasuk negosiator gencatan senjata dengan Israel. Ledakan besar menggetarkan kawasan, meninggalkan asap tebal dan kehancuran di tengah kota yang biasanya tenang.
Israel menyebut operasi tersebut sebagai langkah tepat sasaran untuk mengeliminasi pimpinan Hamas. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa korban jiwa tidak hanya dari pihak Hamas, tetapi juga mencakup warga lokal Qatar.

KORBAN DAN DAMPAK DI QATAR

Menurut laporan berbagai media, serangan udara Israel di Doha menewaskan setidaknya enam orang. Korban termasuk Humam al-Hayya, putra dari pemimpin senior Hamas, Khalil al-Hayya, serta seorang petugas keamanan Qatar. Meski Khalil al-Hayya selamat, kematian anggota keluarganya mempertegas brutalnya serangan ini.

Bagi warga sipil Doha, peristiwa ini memunculkan trauma baru. Selama ini Qatar dianggap sebagai tempat aman dan netral, namun serangan ini menimbulkan ketakutan bahwa konflik bisa melebar kapan saja. Meski Bandara Internasional Hamad tetap beroperasi normal, perasaan was-was tidak dapat dihindari.



REAKSI INTERNASIONAL TERHADAP SERANGAN ISRAEL DI DOHA

Serangan udara Israel di Doha memicu gelombang kecaman global. Qatar menuduh Israel melakukan “terorisme negara” sekaligus melanggar kedaulatan mereka. Pemerintah Qatar juga menolak klaim bahwa Washington memberi tahu sebelumnya soal serangan tersebut.
Kecaman juga datang dari Arab Saudi dan Iran, yang menyebut serangan itu sebagai pelanggaran besar terhadap hukum internasional. Kedua negara, meskipun kerap berselisih, kali ini sejalan dalam mengecam tindakan Israel.

Indonesia turut menyampaikan protes keras. Kementerian Luar Negeri RI menilai serangan Israel di Doha, Qatar, sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Indonesia meminta Dewan Keamanan PBB segera bertindak menghentikan agresi Israel serta menjamin akuntabilitas. Solidaritas dengan Qatar pun ditegaskan, sembari meneguhkan dukungan Indonesia pada perjuangan rakyat Palestina.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia “sangat tidak senang” dengan aspek tertentu dari serangan tersebut. Namun, banyak pihak menilai sikap AS masih terlalu lemah dalam menekan Israel.

DAMPAK TERHADAP NEGOSIASI GENCATAN SENJATA

Serangan udara Israel di Doha terjadi tepat ketika negosiator Hamas sedang membahas proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat. Banyak pihak khawatir langkah Israel ini merusak seluruh proses diplomasi.
Meski demikian, Hamas menegaskan bahwa serangan tersebut tidak mengubah posisi mereka. Tuntutan Hamas tetap sama: penarikan pasukan Israel dari Gaza, pertukaran tahanan dan sandera, bantuan kemanusiaan, serta rekonstruksi Gaza.

Qatar menilai serangan ini bukan hanya melukai kedaulatan mereka, tetapi juga mengancam posisi mereka sebagai mediator utama dalam konflik Israel–Palestina.

Serangan Israel di Doha pada September 2025 bukan sekadar insiden militer, tetapi titik balik besar dalam konflik regional. serangan udara Israel menewaskan beberapa orang, termasuk anak pemimpin Hamas, serta mengguncang citra Doha sebagai kota aman.

Reaksi dunia internasional, dari Qatar, Arab Saudi, Iran, Indonesia, hingga PBB, menunjukkan bahwa serangan ini berpotensi memperluas konflik. Kini, pertanyaannya: apakah tindakan Israel akan mempercepat perdamaian atau justru menjauhkan dunia dari solusi diplomatik?

Informasi dihimpun dari berbagai media online terpercaya.

Post a Comment

0 Comments