Di tengah lanskap politik dan spiritual yang kompleks di Timur Tengah, Lembu Merah—atau parah adumah dalam tradisi Yahudi—kembali menjadi sorotan pada tahun 2025. Hewan langka ini, yang disebutkan dalam Alkitab (Bilangan 19), dipercaya sebagai kunci ritual pemurnian untuk membangun bait Allah Ketiga di Yerusalem.
Bagi umat Yahudi ortodoks, lembu Merah sempurna tanpa cacat adalah syarat mutlak untuk membersihkan kemurnian spiritual, terutama setelah kontak dengan mayat. Namun, topik ini tak hanya soal agama; ia menyentuh isu geopolitik sensitif seperti Temple Mount, yang juga suci bagi umat Islam sebagai Haram al-Sharif.
Tahun 2025 dunia menyaksikan serangkaian peristiwa menarik seputar lembu Merah, dari latihan ritual hingga kunjungan diplomatik yang memicu kontroversi.
LATIHAN RITUAL PEMBAKARAN DI SHILOH: JULI 2025
Puncak berita lembu Merah tahun ini terjadi pada 8 Juli 2025, ketika sebuah upacara latihan pembakaran digelar di Shiloh, Samaria. Acara ini, yang diawasi oleh para rabi, melibatkan seekor lembu Merah yang dibesarkan secara khusus di Israel. Sayangnya, hewan tersebut didiskualifikasi untuk pengorbanan resmi karena ditemukan dua bulu hitam—cacat kecil yang membuatnya tak memenuhi standar Alkitabiah. Meski begitu, latihan ini berhasil mensimulasikan proses pembakaran lengkap, menghasilkan abu pemurnian yang simbolis untuk ritual bait Allah.
Acara ini bukan sekadar latihan; ia memicu gelombang spekulasi di media sosial. Beberapa rumor menyebut pengorbanan sebenarnya telah dilakukan secara rahasia untuk menghindari protes internasional. Namun, Temple Institute—organisasi yang memimpin persiapan Bait Allah—secara tegas membantahnya, menyatakan bahwa semua lembu saat ini belum sempurna. Di sisi lain, artikel opini di Jerusalem Post menghubungkan ritual ini dengan bacaan Taurat mingguan Parashat Chukat, menganalogikannya dengan iman sederhana dan perencanaan keuangan modern. Blog di Times of Israel bahkan menyebut lembu merah sebagai simbol misteri ilahi, yang membersihkan "kebencian irasional" terhadap Israel.
Peristiwa ini menarik perhatian karena Shiloh adalah situs bersejarah, tempat Tabernakel kuno (kemah Musa) pernah berdiri. Bagi pengamat, ini langkah nyata menuju pemulihan praktik Alkitabiah di era modern.
KUNJUNGAN DUTA BESAR AS: MEI 2025 YANG BERSEJARAH
Pada 7 Mei 2025, Duta Besar AS Mike Huckabee membuat gebrakan dengan mengunjungi situs pemeliharaan lembu Merah di Shiloh. Ini adalah kunjungan resmi pertama seorang diplomat AS ke wilayah Yudea dan Samaria, yang sebelumnya dihindari untuk alasan politik. Huckabee bertemu langsung dengan lima lembu Merah yang dipersiapkan untuk ritual, menekankan signifikansi biblikal Shiloh sebagai pusat spiritual kuno.
Diselenggarakan oleh Dewan Yesha, kunjungan ini menandai pergeseran kebijakan AS, mengakui klaim Israel atas wilayah tersebut. Namun, reaksi negatif datang dari pihak Palestina dan negara Muslim, yang melihatnya sebagai provokasi terhadap status quo Temple Mount. Bagi kelompok evangelis Kristen, ini seperti mimpi eskatologis—lembu Merah sering dikaitkan dengan nubuat akhir zaman.
VISI BARU UNTUK BAIT ALLAH KETIGA: APRIL-MARET 2025
Diskusi seputar lembu Merah semakin mendalam pada April 2025, ketika sebuah blog di Times of Israel mengusulkan visi baru untuk bait Allah Ketiga di bagian selatan Temple Mount. Pendekatan ini memungkinkan pembangunan tanpa langsung bergantung pada lembu Merah untuk pemurnian halakhik, karena lokasi selatan menghindari larangan ritual tertentu. Meski demikian, lembu tetap diperlukan untuk tahap akhir, seperti penggalian ke Holy of Holies.
Ide ini dianggap sebagai solusi koeksistensi dengan Masjid Al-Aqsa, tapi tetap memicu perdebatan politik. Pada Maret 2025, blog lain membahas lembu Merah sebagai simbol kebaikan langka dan pemurnian spiritual, sementara podcast di Israel National News menyoroti kekuatannya sebagai persiapan "rumah Tuhan".
KONTEKS KONTROVERSI DAN IMPLIKASI GLOBAL
lembu Merah bukan sekadar hewan; ia simbol kontroversi. Media Israel seperti Israel National News (bernuansa kanan) fokus pada aspek biblikal dan akhir zaman, sementara Times of Israel lebih beragam dengan sudut mistis dan hukum Yahudi. Rumor pengorbanan rahasia pada Juli sering beredar di X (Twitter), tapi dibantah oleh sumber resmi.
Secara global, ini memengaruhi dinamika Israel-Palestina. Bagi umat Islam, setiap langkah menuju bait Allah Ketiga adalah ancaman terhadap Al-Aqsa. Sementara itu, kelompok Yahudi ortodoks melihatnya sebagai pemenuhan nubuat. Di 2025, belum ada pengorbanan lembu sempurna yang dikonfirmasi, tapi persiapan ini menunjukkan ketegangan spiritual yang semakin mendalam.
Tahun 2025 membuktikan bahwa lembu Merah tetap relevan, dari latihan ritual hingga diplomasi internasional. Apakah ini akan membawa perdamaian atau konflik baru? Pantau terus perkembangan di situs seperti timesofisrael.com atau jpost.com. Bagi pencinta sejarah dan agama, berita ini adalah pengingat betapa Alkitab masih hidup di dunia modern.
Informasi dihimpun dari berbagai media (Jerusalem Post, Times of Israel, Israel National News)
0 Comments